pagi-pagi seorang cowo manis sudah siap di atas cagiva merahnya. Terlihat dirinya sedang menunggu seseorang. Nama gue Alyssa Saufika Umari, temen-temen gue biasa manggil Ify.
Yah, cowo itu sedang menunggu gue. Gue pun menghampirinya dan tersenyum
" Pagi kak Rio.." sapa gue ramah
" Udah siap Fy?" tanya cowo itu -RIO-
" Iya,, berangkat sekarang yuk" ajak gue
Gue pun langsung menaiki cagivanya dan melaju ke sekolah. Gue sama kak Rio memang bukan sepasang kekasih, saat ini status kami hanya berteman. Namung hati gue ingin lebih dari itu. Jujur, gue sayang sama kak Rio. Gue berharap bisa menjadi pacarnya, namun gue gak tau. Apakah kak Rio juga merasakan hal yang sama? Entahlah!
Kami pun tiba di SMA Lizardium, sekolah gue tercinta. Sebelum ke kelasnya, kak Rio mengantar gue ke kelas.
" Belajar yang rajin yah" pesan kak Rio sambil mengacak rambut gue. Gue cuma tersenyum dan masuk ke kelas.
" Hy Ag, Vi.." sapa gue ke temen-temen
" Hy fy.." balas mereka
" Sama kak Rio lagi?" tanya Agni. Gue mengangguk
" Sampe kapan sih hubungan kalian gak jelas gini.. Loe gak mau ungkapin perasaan loe fy?" tanya Sivia
" Gue sih mau, tapi gue gak yakin kalo kak Rio suka sama gue, apalagi yang gue denger dia lagi deket sama kak Shilla" jawab gue
Belum selesai kami ngobrol, bel pun berbunyi dan kami memulai pelajaran. Selama pelajaran, gue terus teringat akan kata-kata Agni dan sivia tadi.
' Apa selamanya gue kayak gini' pikir gue
Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, membuyarkan lamunan gue tentang kak Rio yang sudah cukup lama gue kenal semenjak masuk SMA
" Fy, kantin yuk" ajak Sivia. Gue pun mengangguk.
Kami menuju kantin, namun pandangan gue terpaku saat melihat kak Rio dan Kak Shilla sedang bercengkrama, terlihat raut wajah yang senang dari kak Rio. Gue hampir menangis melihat itu. Gue berusaha kuat, Sivia dan Agni yang tau keadaan gue pun lalu mengajak gue untuk pergi dari kantin.
" Fy, loe gak papa kan?"tanya Sivia. Gue gak bisa menahan air mata yang dari tadi gue tahan, gue pun menangis dipelukan sivia
" Untung aja gak ada orang di kelas,kalo ada ntar pada heboh, secara.. Ify kan anti yang namanya nangis" kata Agni.
Gue emang susah untuk nangis, gue bukan tipe cewe yang cengeng, itu kata Agni dan yang lain.
***
Pulang sekolah, gue mutusin gak bareng karna mata gue masih sembab akibat tangisan gue mikirin dia. Gue takut dia malah nanya yang macem2. Gue nunggu taksi atau angkot yang lewat. Namun hampir 1 jam gue nunggu, tuh angkot gak ada yang lewat... Arrgghh..kesel...
Saat gue akan jalan, cagiva merah berhenti di depan gue, gue lihat dia memandang aneh ke arah gue.
" Loe kenapa gak bareng gue?" tanyanya ramah
" Ehm...itu..anu.." gue gugup jawabnya
Kak Rio langsung narik tangan gue buat naik ke cagivanya. Mau tak mau gue pun naik.
" Fy, kita makan siang dulu yah" pintanya. Gue cuma mengangguk pelan.
Kak Rio mengarahkan cagivanya ke sebuah cafe. Kami memilih tempat yang sedikit di sudut. Setelah memesan makanan kami hanya mengobrol ringan.
" Fy, mata loe kenapa sembab? Loe abis nangis yah?" tanyanya sedikit khawatir.
" Eh..enggak kak, tadi gue cuma kelilipan aja.." jawab gue bohong
" Oh.."
Gue penasaran dengan hubungan kak Rio dan Kak Shilla, gue memberanikan diri buat nanya langsung ke Kak Rio.
" Mm... Kak, gue boleh nanya sesuatu gak?" ucap gue sedikit ragu
" Ya bolehlah, tanya aja.." katanya sambil tersenyum manis ke arah gue
" Kakak, pa..pa.caran sama kak Shilla?" tanya gue
Kak Rio menatap gue sesaat " Shilla emang cantik, baik dan mungkin banyak yang ingin jadi pacarnya, tapi gue sama dia cuma temen kog, kenapa?"
Gue merasa lega mendengar pernyataan tadi.
" Gak kak, gue cuma tanya"
" Cuma ada 1 orang yang kakak suka" sambung kak Rio
" Siapa kak?" tanya gue penasaran.
Namun belum sempat kak Rio jawab, pelayan mengantarkan pesanan. Selama makan kami tak bicara sedikitpun. Setelah selesai, kak Rio pun mengajak pulang.
***
Gue lagi mikirin kak Rio, gue merasa lega kalo kak Rio gak pacaran dengan kak Shilla, tapi gue jadi penasaran sama ceweyang kak Rio suka.
" Siapa yah cewe itu" pikir gue bingung
Gue pun memutuskan untuk tidur.
Besoknya gue bangun dan seperti biasa pergi bersama kak Rio.
" Fy, pulang nanti jalan yuk" ajaknya
" iya.."
Di sekolah, gue gak ngeliat kak Rio, mungkin karena sibuk ngebahas soal untuk UN.
Pulang sekolah, kak Rio sudah menunggu gue dan kak Rio mengajak gue ke danau.
" Fy, bagus gak tempat ini?" tanya Kak Rio
" Bagus banget kak.." jawab gue
" Gue sering kesini saat gue lagi bingung untuk nentuin pilihan.." kak Rio mulai berbicara serius
" Maksud kakak?"
Dia tersenyum kearah gue, yang membuat jantung gue jadi marathon
" Saat gue akan mengambil sebuah keputusan, gue kesini dan renungi semuanya. Dan gue pun dapet jawaban yang terbaik.." jelasnya
"Oh.." gue cuma manggut-manggut ngerti
" Oh iya, siapa sih cewe yang kakak suka?" tanya gue yang masih sangat penasaran.
" Loe masih mikirin itu?" gue mengangguk
" Dia cewe yang udah buat hidup gue semangat, dia slalu memberi keceriaan disekitar gue.."
" Trus, siapa namanya..?'tanya gue tak sabar
" Dia...." ucapan kak Rio terpotong saat hp gue bunyi, gue angkat telfon dan mematikan setelah selesai.
" Kak, gue di suruh pulang"
" Ya udah, yuk.." ajak kak Rio, tanpa sadar dia menggandeng tangan gue. Gue semakin salting. Kak Rio pun mengantar gue pulang.
***
Besoknya, gue tunggu kak rio jemput, namun hampir 10 menit gue nunggu, gak datang2. Gue pun memilih untuk naik angkot. Saat memasuki sekolah, gue ngeliat cagiva merah milik kak Rio terpakir rapi bersama barisan motor yang lain. Gue cuma bingung. Saat istirahat, gue sengaja menghampiri kak Rio ke kelasnya. Terlihat kak Rio sedang sibuk dengan bukunya. Gue pun menghampirinya
" Hy kak.." sapa gue
" Eh fy, sorry yah, tadi gak bisa jemput.. Cakka nyuruh buat datang pagi.."
" Oh..gak papa kak, ntar malem kakak ada acara gak?"
" Gak, kenapa?"
" Mama papa, ngundang makan malem.."
" Oke, kakak dateng kog. Fy, ntar loe pulang sendiri gak papa kan?"
" Iya.." gue pun ninggalin kelas kak Rio
***
Malam harinya gue nunggu kedatangan kak Rio, namun hampir 1 jam lebih kak Rio gak muncul.
" Ify..mana temen kamu itu?" tanya mamanya
" Gak tau ma, ntar Ify coba telfon yah"
Saat gue akan nelfon. Gue ngeliat cagiva merah yang gue yakini itu kak Rio berhenti di depan rumah. Namun setelah dia membuka helmnya, ternyata kak Gabriel, kakaknya kak Rio
" Kak Gabriel.." kata gue bingung
" Fy, bukan saatnya gue jelasin, sekarang loe harus ikut gue, Rio lagi butuh loe" kata Gabriel dengan nada cemas. Tanpa bertanya lagi, gue langsung naik ke cagiva dan kak Gabriel mengajak gue ke sebuah rumah sakit. Gue semakin cemas, gue takut terjadi sesuatu sama kak Rio. Setibanya di disana, gue mencoba untuk tenang. Gue mencoba positive thinking
" Fy, Rio kecelakaan saat dia akan ke rumah loe.. Itu yang buat gue ngajak loe kesini.." jelas Gabriel
JDEER,, hati gue serasa remuk mendengar itu. Kaki gue bergetar, gue berjalan gontai ke arah UGD. Terlihat disana kedua orang tua kak Rio yang cemas dengan keadaan anak bungsunya itu. Tante mandg memberi senyum ke gue, seolah menyuruh gue buat tegar. Dokter pun keluar dari ruangan.
" Gimana keadaan Rio? Dia baik-baik aja kan dok?" tanya Gabriel cemas. Raut wajah dokter itu murung.
" Maaf semua, kami sudah berusaha maksimal, namun Tuhan berkehendak lain.. Rio telah pergi.." jawab dokter itu
Tangis gue pecah, seolah apa yang selama ini jadi bagian hidup gue hilang. Gue terduduk lemas di lantai rumah sakit. Tante manda memelukku, gue tumpahin tangisan gue di pelukannya. Setelah gue cukup tenang, gue berusaha masuk ke ruangan, terlihat kak Rio yang terbaring kaku dengan selimut putih diatasnya. Lagi-lagi gue nangis, gue kehilangan orang yang gue sayang sebelum dia tau perasaan gue ke dia
***
Keesokan harinya, hari yang paling buruk di hidup gue. Tepat di usia gue 17 tahun, gue harus kehilangan orang yang slalu jagain gue. Kado yang paling buruk buat gue. Gue masih di depan nisan kak Rio. Gue nyesel karna gue gak sempet ungkapin perasaan ini sama dia
" Fy, kita pulang yuk.." ajak Agni
" Gak.. Gue masih mau disini.." tolak gue. Air mata gue udah kering nangisin kepergian kak Rio.
" Ya udah, kita berdua pulang.." pamit Sivia
" Kak,kenapa loe tega ninggalin gue, gue belum sempet bilang kalo gue sayang sama loe.. Gue mau jadi orang yang penting di hidup loe.. Tapi kenapa loe pergi sebelum gue bilang itu,," gue mengelus nisan kak Rio.
Lalu kak Gabriel menghampiri gue.
" Fy, ada sesuatu yang Rio kasih ke elo sebelum dia pergi kemarin.." kata Gabriel
" Apaan kak?"
" Ikut gue.." gue pergi sambil terus liatin makam kak Rio. Kak Gabriel memberikan kotak kecil ke gue.
" Kak, loe bisa nganterin gue ke danau gak?.." KAk Gabriel mengangguk dan dia mengantar gue ketempat favorit kak Rio. Setelah kak Gabriel pergi. Gue perlahan membuka kotak itu.
Terlihat sebuah kalung cantik berbentuk bintang. Didalamnya juga terdapat sebuah surat dan foto gue bersama kak Rio. Gue pun membaca surat itu.
_IFY_ Hy Fy, sebelumnya gue mau ngucapin happy birthday yah.. Udah dewasa nih, dengan angka 17 tahun.
Oh iya, loe masih penasaran gak sama cewe yang gue suka? Mau tau? Oke..gue kasih tau yah...
Orang itu..elo Alyssa, gue sayang sama loe, gue cinta fy sama loe, maaf kalo gue baru bisa ngungkapin sekarang, lewat surat lagi. Gak romantis yah.. :)Bye my little Angel..
You always in my heart..Setelah Ify membaca surat itu, ada kelegaan dihatinya, perasaannya slama ini tak bertepuk sebelah tangan. Kemudian Ify memakai kalung itu dan memandang langit luas.
" Gue akan slalu pake kalung ini kak, buat loe" gumam gue
Rio mungkin hanya bisa tersenyum kecil melihat peri kecilnya memakai hadiah pemberiannya
THE END
yang mau comment silahkan..


0 komentar:
Posting Komentar